@pattoliver03405
Profil
Registered: pred 1 year, 8 months
Hari Kartini diperingati tiap-setiap tanggal 21 April.
Peringatan Hari berdasarkan terhadap tanggal kelahiran pahlawan nasional perempuan, Raden Ajeng Kartini atau RA Kartini.
RA Kartini menjadi sosok yang kondang atas usulnya didalam mencetuskan emansipasi perempuan di Indonesia.
Pahlawan perempuan kelahiran Jepara ini terhitung menerbitkan karya yang tenar, adalah buku yang berjudul Habis Gelap Terbitlah Terang.
Untuk memperingati Hari Kartini, pwmcenters.com di bawah ini, tersedia 70 kutipan kata-kata bijak yang pernah dikemukakan RA Kartini.
Kata-kata arif tersebut berkenaan emansipasi perempuan, pendidikan, perjuangan, hingga cinta.
Baca juga: Hari Kartini 21 April: Berikut Sejarah sampai Biografi RA Kartini
Buku RA Kartini.
Berikut 70 kutipan kata-kata bijak RA Kartini, pwm center dirangkum dari buku Celoteh R.A. Kartini: 232 Ujaran Arif sang Pejuang Emansipasi, karya Ahmad Nurcholish:
1. "Seorang guru bukan cuma sebagai pengasah pikiran saja, namun terhitung pengajar budi pekerti."
2. "Melainkan apalah bermakna pandai didalam ilmu yang hendak diajar itu, seandainya dia tak mampu menerangkannya secara tahu terhadap murid-murid."
3. "Gadis yang pikirannya sudah dicerdaskan, pemandangannya telah diperluas, tidak akan kapabel lagi hidup di didalam dunia nenek moyangnya."
4. "Kita kapabel menjadi manusia sepenuhnya, tanpa stop menjadi wanita sepenuhnya."
5. "Untuk saat didiklah, berilah pembelajaran terhadap buah hati-buah hati perempuan kaum ningrat: dari sinilah peradaban bangsa wajib diawali. Jadikanlah mereka ibu-ibu yang kapabel, cerdas, dan bagus. Maka mereka akan menyebarluaskan peradaban di pada bangsanya."
6. "Bahwa kebahagiaan perempuan yang paling tinggi, semenjak berabad-abad yang seketika apalagi terhitung sampai ketika ini ialah hidup seirama bersama laki-laki."
7. "Rampaslah segala harta benda saya, asalkan jangan pena saya."
8. "Pengajaran sekolah bagi buah hati-si kecil terhadap saat sekarang adalah hal yang umum sekali, melainkan apabila jumlah anak raih 25 orang, bagaimana barangkali pengajaran yang sebaik-bagusnya itu sanggup diusahakan bagi mereka segala? Orang tak berhak melahirkan buah hati jika ia tak kapabel menghidupinya."
9. "Jika orang hendak sungguh-sungguh memajukan peradaban, karenanya kecerdasan pikiran dan pertumbuhan budi sepatutnya sama-sama dimajukan."
10. "Yaitu suatu bantuan dan bantuan besar sekali bagi orang laki-laki kalau perempuan berbudi tinggi dan terpelajar."
11. "Ketidaksetaraan perempuan ini pengaruh dari dikendalikannya akses perempuan untuk menerima ilmu supaya perempuan menjadi bodoh. Sehingga metode hanya satu adalah perempuan wajib sekolah."
12. "Simpati itu bagi kami adalah kepuasan, energi, bantuan, kegembiraan, dan hiburan."
13. "Dan gadis-gadis lebih-lebih terlampau ada situasi sulit hidupnya, karena mereka telah berada di daerah di mana alam setiap-tiap hari diperkosa. Bukankah itu memerkosa kodrat alam namanya, apabila perempuan sepatutnya tinggal bersama tentram serumah bersama madunya?"
14. "Sungguh, buah hati bangsa itu sendiri, orang perempuan seharusnya memperdengarkan suaranya! Masih akan dapatkah bersama tenang orang mengatakan 'situasi mereka bagus' bila orang memandang dan tahu semuanya, yang sudah kami mengamati dan kami kenal itu?"
15. "Dan terhadap pendidikan itu janganlah hanya nalar yang dipertajam, namun budi malah sepatutnya dipertinggi."
16. "Apabila kami menghendaki orang lain ikuti jejak kami, maka misal yang kami memberikan haruslah suatu hal yang berbicara, menyebabkan rasa takjub dan permohonan untuk menirunya."
17. "Kami si kecil-anak perempuan tidak boleh membawa pendapat, kami semestinya terima dan menyetujui serta mengamini seluruh yang diakui baik oleh orang lain."
18. "Banyak emansipasi wanita bukanlah untuk persamaan derajat, emansipasi yakni pembuktian diri yang layak pada raga yang tangguh, namun hati selamanya patuh. Emansipasi tersedia penerimaan. Penerimaan diri bahwa tiap-tiap-tiap daerah tersedia empu yang dikodratkan dan dipantaskan."
19. "Aku akan mengajar anak-anak aku, bagus laki-laki ataupun perempuan untuk saling memperhatikan sebagai makhluk yang sama. Aku akan mengimbuhkan pendidikan yang mirip kepada mereka, pasti saja berdasarkan bakatnya masing-masing, Lagi pula, aku bermaksud akan menghapuskan batas yang menggelikan pada laki-laki dan perempuan yang dibuat orang sedemikian akuratnya."
20. "Pendidikan untuk wanita terlampau penting didalam konteks membantu perannya sebagai istri dan ibu yang berangan-angan besar. Tapi bila tidak benar kira dan menelantarkan anak-anaknya, bermakna mirip saja bersama membodoh lagi."
21. "Biarkan orang banyak itu bodoh, maka kekuasaan atas mereka tersedia di tangan kita! Kiranya demikian motto biasanya pembesar. Mereka tidak bersuka ria mengamati orang-orang lain terhitung idamkan ilmu dan kemajuan."
22. "Tidak harus penjelasan kenapa kemajuan kepandaian masyarakat Bumiputra tak cakap kencang, jika didalam hal itu perempuan terbelakang. Setiap saat kemajuan perempuan itu rupanya ialah aspek penting didalam peradaban bangsa."
23. "Marilah duhai perempuan, gadis. Bangkitlah, marilah kami berjabatan tangan dan beriringan berprofesi mengubah kondisi yang tak terderita ini."
24. "Dalam tangan anaklah terletak era depan dan didalam tangan ibulah tergenggam anak yang adalah era depan itu."
24. "Terampil itu tak yaitu kebahagiaan untuk tiap-tiap-tiap orang. Celakalah kalau orang sanggup berpikir melainkan tak boleh; bila orang cakap merasa, cakap dan mau, tetapi tak boleh. Lebih baik selamanya bodoh saja."
25. "Kami manusia, seperti halnya orang laki-laki. Aduh, berilah izin untuk membuktikannya. Lepaskan belenggu aku! Izinkan saya bertindak dan saya akan menunjukkan, bahwa saya manusia. Manusia seperti laki-laki."
26. "Kecerdasan otak saja tidak bermakna segala-galanya. Harus tersedia terhitung kecerdasan lain yang lebih tinggi, yang erat terjalin bersama orang lain untuk mengantakan orang ke arah yang ditujunya. Di samping otak, terhitung hati sepatutnya diarahkan, apabila tak demikian peradaban tinggal permukaannya saja."
27. "Ikhtiar! Berjuanglah mengizinkan diri. Sekiranya engkau telah bebas karena ikhtiarmu itu, barulah kapabel engkau tolong orang lain."
28. "Jika kami tidak melacak pengetahuan, maka hidup kami tak akan bahagia dan kehidupan kami akan makin mundur."
29. "Sebab sekiranya taraf hidup kesenian suatu bangsa tinggi, maka budi bangsa itu sendiri yaitu suatu puisi."
30. "Habis gelap terbitlah jelas."
31. "Tiada awan di langit yang selamanya selamanya. Tiada barangkali akan konsisten terang cuaca. Sehabis malam gelap gulita lahir pagi membawa estetika. Kehidupan manusia mirip alam."
32. "Jangan bangkitkan cita-cita yang pasti akan mati. Janganlah hendak berimajinasi kalau lebih pernah sudah diketahui nanti akan bangun bersama teramat mengecewakan."
33. "Jangan kamu katakan aku tidak bisa, tetapi katakan saya mau."
34. "Kami menyangka kami tahu banyak sekali, tetapi sebenarnya kami tidak tahu apa-apa. Kami menyangka kami membawa kemauan, kemauan besi. Kami mengira kami mampu memindahkan gunung tetapi kongkritnya cuma setitik air mata pedih, sekejap pandangan mata duka cita dari mata yang kami sayangi dan patahlah kecakapan kami."
35. "Pergilah, bekerjalah untuk menjadikan cita-citamu. Bekerjalah untuk kebahagiaan ribuan orang-orang tertindas oleh hukum yang lalim bersama tahu yang tak benar berkenaan benar dan salah, berkenaan bagus dan jahat. Pergilah, pergilah, tanggunglah derita dan berjuanglah tapi bekerjalah untuk suatu hal yang abadi."
36. "Dalam hatinya sebab perlawanan terhadap situasi zaman, jiwanya menjadi matang. Ia tak akan, tidak ingin tunduk. Dia semestinya menempuh jalanan baru."
37. "Percayalah akan era depan."
38. "Para lanjut umur, jangan menolak segala yang baru. Ingatlah, bahwa segala yang kini sudah tua, terhitung pernah baru."
39. "Ketidaksetaraan inilah yang sebabkan ketidakadilan dan ketidakseimbangan ekonomi."
40. "Bagaimanapun jalannya, sekali-kali jangan penat untuk mengusahakan bersemangat membela seluruh yang baik."
41. "Kami yakin, sekiranya seseorang berani mengawali, banyak yang akan meniru."
42. "Angkatan muda, tidak ada pandang laki-laki atau perempuan wajiblah terkait. Masing-masing secara sendiri-sendiri mampu berbuat suatu hal untuk memajukan, tingkatkan derajat bangsa kami. Melainkan bila kami bersatu, mempersatukan kemampuan kami, berprofesi bersama-sama, maka hasil bisnis kami akan lebih besar. Bersatu kami kukuh dan berkuasa."
43. "Kita wajib hidup berbarengan dan untuk seluruh manusia. Tujuan hidup kami merupakan sebabkan hidup lebih menawan."
44. "Telah jauh dan lama kami mencari, dan kami tiadalah tahu, terlampau dekatnya, selamanya terhadap kami barang yang kami cari itu, tersedia di didalam diri kami sendiri."
45. "Perbuatan saya itu akan lebih banyak menarik hati orang sebangsa aku daripada seribu kata ajakan yang bahagia-gembira."
46. "Bagaimana barangkali seorang pria dan wanita kapabel mencintai satu bersama yang lain ketika mereka baru bertemu pertama kali didalam kehidupan ini setelah mereka terikat didalam pernikahan?"
47. "Kita menghendaki untuk dicintai--bukan ditakuti."
48. "Tiada hal yang lebih cantik tidak sekedar kapabel menerbitkan senyum di wajah mereka yang kami cinta."
49. "Saat suatu jalinan usai, bukan bermakna orang stop saling mencintai. Mereka cuma berhenti saling menyakiti."
50. "Betapa ganjil sudah ajaibnya rasa beri sayang itu: tidak mau dipaksa, tidak berharap diikat di mana bahkan juga. Datang tanpa diundang, tak dikira-sangka. Dan bersama sepatah kata saja, tetapi sepatah kata yang menjenguk jauh ke didalam kehidupan batin masing-masing. Jauh mengikat dua jiwa yang sampai sekarang belum mengenal bersama ikatan-ikatan erat!"
51. "Maksud Ilahi kepada kami ialah bagus. Hidup ini diberi kepada kami sebagai rahmat dan tidak sebagai bobot, kami manusia sendiri lazimnya membuatnya menjadi kesengsaraan dan penderitaan."
52. "Agama semestinya menjaga kami dari tingkah laku dosa, namun berapa banyaknya dosa diperbuat orang atas nama agama."
53. "Berkeinginan benar aku menerapkan gelar tertinggi, merupakan Hamba Allah."
54. "Kedudukan ibu rohani lebih tinggi dari ibu jasmaniah."
55. "Tugas manusia yaitu menjadi manusia."
56. "Harta paling suci di dunia adalah hati laki-laki yang luhur."
57. "Banyak hal yang sanggup menjatuhkanmu. Tetapi cuma satu hal yang terlampau kapabel menjatuhkanmu yaitu sikapmu sendiri."
58. "Jangan mengeluhkan hal-hal buruk yang singgah didalam hidupmu. Tuhan tak pernah memberikannya, kamulah yang mengizinkannya datang."
59. "Teruslah bermimpi, teruslah berkhayal, bermimpilah sepanjang engkau sanggup bercita-cita! Jika tidak ada berkhayal, apakah jadinya hidup! Kehidupan yang sebetulnya kejam."
60. "Tahukah engkau semboyanku? Saya Ingin! Dua patah kata yang ringkas itu sudah sebagian kali menolong dan membawa aku melintasi gunung keberatan dan kesulitan. Kata Aku tidak dapat! Melenyapkan rasa berani. Kalimat "Aku Berharap!" sebabkan kami gampang mendaki puncak gunung."
61. "Lebih banyak kami maklum, lebih kurang rasa dendam didalam hati kita. Semakin adil pertimbangan kami dan makin kokoh dasar rasa beri sayang. Tiada mendendam, itulah bersuka cita."
62. "Kadang-kadang, ada masalah semestinya kau rasakan lebih-lebih dahulu sebelum akan kebahagiaan yang prima singgah kepadamu."
63. "Jangan pernah menyerah kalau kau masih idamkan mencoba. Jangan biarkan penyesalan singgah karena kamu selangkah lagi untuk menang."
64. "Tidak hiraukan seberapa keras kau mencoba, kau tidak akan pernah kapabel menyanggah apa yang kau rasa. Bila kau hakekatnya berharga di mata seseorang, tidak tersedia alasan baginya untuk melacak seseorang yang lebih baik darimu."
65. "Adakah yang lebih hina, ketimbang bergantung terhadap orang lain?"
66. "Karena tersedia bunga mati, maka banyaklah buah yang tumbuh. Demikianlah pula didalam hidup manusia. Sebab tersedia angan-angan gampang mati, kadangkala timbullah angan-angan lain, yang lebih total, yang boleh menjadikannya buah."
67. "Karena barang siapa tidak kapabel menikmati sakit, ia terhitung kebal kepada rasa bahagia. Barang siapa tak menderita, tak terhitung mampu merasakan enak yang hakekatnya."
68. "Hanya orang-orang yang kuat hati dan pikirannya yang cakap bertahan didalam topan semacam itu, sanggup melawan kekejaman dan kekerasan dunia."
69. "Kesadaran anak-buah hati mesti dibangunkan, bahwa mereka sepatutnya mencukupi panggilan budi didalam masyarakat terhadap bangsa yang akan mereka kemudikan."
70. "Petani paling baik tidak akan memungut padi dari tanah yang tak dikerjakannya lebih dahulu, sebelum akan menebarkan benih dan menanam di situ! Tak akan mampu terhitung pakar bangunan yang paling baik mendirikan gedung tanpa fondasi!"
Info lainnya berkenaan Hari Kartini
Website: https://pwmcenters.com
Diskusné Fóra
Počet vytvorených tém: 0
Počet reakcií: 0
Rola: Účastník (Participant)